P3K Di Laboratorium
Bekerja di sebuah laboratorium jelas
tak bisa lepas dari kemungkinan kecelakaan kerja atau bahaya yang salah satunya
adalah kebakaran. Aspek bahaya ini menjadikan pekerja laboratorium membuat dan
menciptakan suatu system keselamatan kerja. Selain itu perlu difahami pula
bagaimana proses terjadinya kebakaran, bahan-bahan kimia apa saja yang mudah
terbakar serta bagaimana cara penanggulangannya secara benar.
Bahasan ini akan saya uraikan secara lengkap mulai dari definisi
api dan kebakaran. Definisi api adalah suatu fenomena yang dapat diamati
dengan adanya cahaya dan panas serta adanya proses perubahan zat menjadi zat
baru melalui reaksi kimia oksidasi eksotermal. Api terbentuk karena adanya
interaksi beberapa unsur/elemen yang pada kesetimbangan tertentu dapat
menimbulkan api. Sedangkan kebakaran yaitu peristiwa bencana yang
ditimbulkan oleh api, yang tidak dikehendaki oleh manusia dan bisa mengakibatkan
kerugian nyawa dan harta.
Segitiga Api
|
Ditinjau dari jenis api, dapat
dikategorikan menjadi jenis api jinak dan liar. Jenis api jinak artinya api
yang masih dapat dikuasai oleh manusia, sedang jenis api liar tidak dapat
dikuasai. Inilah yang dinamakan kebakaran.
Proses kebakaran atau terjadinya api
sebenarnya bisa kita baca dari teori segitiga api yang meliputi elemen bahan,
panas dan oksigen. Tanpa salah satu dari ketiga unsur tersebut, api tidak akan
muncul. Oksigen sendiri harus membutuhkan diatas 10% kandungan oksigen di
udara yang diperlukan untuk memungkinkan terjadinya proses pembakaran.
Sedang mengenai sumber panas bisa
bisa muncul dari beberapa sebab antara lain :
1.
Sumber api terbuka yaitu penggunaan
api yang langsung dalam beraktifitas seperti : masak, las, dll.
2.
Listrik Dinamis yaitu panas yang
berlebihan dari sistem peralatan/rangkaian listrik seperti : setrika, atau
karena adanya korsleting.
3.
Listrik Statis yaitu panas yang
ditimbulkan akibat loncatan ion negatif dengan ion positif seperti :
peti.
4.
Mekanis yaitu panas yang ditimbulkan
akibat gesekan/benturan benda seperti : gerinda, memaku, dll.
Tetrahidral Api
|
5.
Kimia yaitu panas yang timbul akibat
reaksi kimia seperti : karbit dengan air
Bisa terjadi juga kecenderungan
terjadi reaksi kimia akibat adanya elemen ke empat. Inilah yang biasa dinamakan
tetrahidral api seperti gambar disamping.
Ada beberapa klasifikasi kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar antara lain :
Ada beberapa klasifikasi kebakaran berdasarkan jenis bahan yang terbakar antara lain :
- Kelas A : Benda padat seperti kertas, kayu,
plastik, karet, kain, dsb.
- Kelas B : Benda cair seperti mInyak tanah,
bensin, solar, tinner, gas elpiji, dsb.
- Kelas C : Kebakaran listrik, travo,
kabel/konsleting arus listriknya.
- Kelas D : Kebakaran khusus seperti Besi,
aluminium, konstruksi baja.
Tipe Kebakaran :
Bagaimana caranya untuk memadamkan
api?
Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masing‐masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Agar bisa memadamkan secara cepat, perlu difahami segitiga api seperti yang telah diuraikan diatas yaitu menghilangkan salah satu unsur dari segitiga api.
Selain itu harus ada sarana dan prasarana alat pemadam kebakaran. Alat yang sifatnya tradisional masih bisa dipakai seperti karung goni, pasir, termasuk keperluan komunikasi kentongan dll. Sedang untuk alat pemadam kebakaran yang sifatnya umum antara antara lain Hidrant, Mobil pemadam kebakaran, Alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, dll.
Disamping itu alat pemadam api lain yang mempunyai sifat sebagai racun api, antara lain karbon dioksida, Bahan Kimia kering multi guna dan bubuk kering. Dari beberapa macam alat pemadam api tersebut masing‐masing mempunyai kegunaan dan aturan tersendiri.
Inilah contoh gambar Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Media Alat Pemadam, Karakteristik dan Sifat Pemadamannya
1. Hydrospray
Alat pemadam dengan air ini umumnya digunakan untuk kebakaran kelas A. Alat ini biasanya dilengkapi dengan penera untuk mengetahui tekanan air. Penera berwarna hijau menunjukkan alat aman untuk digunakan, sedangkan warna merah menunjukkan tekanan sudah berkurang.
2. Drychemical Powder
Jenis bubuk kering digunakan untuk kelas A,B, C dan D, sedang sifat pemadaman jenis bubuk kering antara lain :
- Menyerap panas dan mendinginkan obyek yang
terbakar.
- Menahan radiasi panas.
- Bukan penghantar arus listrik.
- Menutup dengan cara melekat pada obyek yang
terbakar karena adanya reaksi kimia bahan tersebut saat terjadi kebakaran
(reaksi panas api).
- Menghambat terjadinya oksidasi pada obyek yang
terbakar.
- Tidak berbahaya.
- Efek samping yang muncul adalah debu dan
kotor.
- Dapat berakibat korosi dan kerusakan pada
mesin ataupun perangkat elektronik.
- Sekali pakai pada tiap kejadian.
3. Gas Cair Hallon Free/AF 11/Halotron 1
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :
Alat pemadam gas cair ini bisa digunakan untuk semua jenis klasifikasi kebakaran. Sifat alat pemadam ini antara lain :
- Bukan penghantar listrik
- Tidak merusak peralatan
- Non Toxic (tidak beracun)
- Bersih tidak meninggalkan bekas.
- Memadamkan api dengan cara mengikat O2 disekitar area kebakaran
- Penggunaan yang multi purpose (semua klas
kebakaran)
- Bisa digunakan berulang-ulang
- Lebih tepat digunakan di dalam ruang
4. Carbon dioksida
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-sifatnya antara lain :
Racun api CO2 ini cocok dan efektif digunakan untuk pemadaman api kelas B dan C. Sifat-sifatnya antara lain :
• Bersih tidak meninggalkan bekas.
• Non Toxide ( tidak beracun ).
• Bukan penghantar listrik.
• Tidak merusak peralatan ( elektronik / mesin )
• Cara pemadaman dengan mendinginkan dan menyelimuti obyek yang
terbakar.
• Tepat untuk area generator dan instalasi listrik.
• Tekanan kerja sangat besar.
5. Racun Api Busa
Racun api berupa busa hanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas A dan B. Cara kerjanya menyelimuti dan membasahi obyek yang terbakar. Jika obyek yang terbakar benda cair, racun api busa ini bekerja menutup permukaan zat cair.
Sifat lainnya yaitu penghantar arus listrik sehingga tidak dapat digunakan pada ruang yang berisi peralatan komponen listrik.
6. Fire Sprinkler System
Alat ini biasanya terinstal didalam
gedung dan bersifat mengandung Hg. Mekanisme kerja sprinkler yaitusecara
otomatis akan mengeluarkan air bila kepala sprinkler terkena panas.
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
8. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
Secara ringkas, penggunaan media racun api berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :
Prinsip dasar alat ini adalah mampu menyerap kalor yang dihasilkan dari bahan yang terbakar.
8. Hydrant
Digunakan untuk jenis api kelas A dan B.
Secara ringkas, penggunaan media racun api berdasarkan klasifikasi bahan terbakar jadi begini :
Agar bisa bekerja cepat dalam keadaan
darurat perlu diperhitungkan persyaratan dan cara pemasangan APAR (Alat Pemadam
Api Ringan) yang antara lain :
- Tempat mudah dilihat dan dijangkau, tidak
boleh digembok atau diikat mati.
- Jarak jangkauan maksimum 15 m.
- Tinggi pemasangan maksimum 125 cm.
- Jenis media dan ukuran sesuai dengan
klasifikasi kebakaran dan beban api.
- Diperiksa secara berkala.
- Bisa diisi ulang (Refill).
- Kekuatan konstruksi terstandar.
Fasilitas yang harus dipunyai oleh
laboratorium :
- APAR
- Tangga darurat
- Ada sistem alarm seperti Heat detector, Smoke
detector dan Flame detector (lidah api)
- Hydrant (Box hydrant)
- Baju tahan panas pelindung kerja lengkap tahan
api
- Pintu tahan Api
- Jumping sheet
- Penangkal petir
Perhatikan juga jika masuk ke laboratorium
atau gedung manapun, cobalah lihat dan cari tanda arah evakuasi ataupun pintu
darurat. Biasanya ditunjukkan dengan papan nama 'pintu darurat' atau
"exit" seperi gambar ini :
Usaha Preventif Tanggap Kebakaran
- Penyuluhan dan pelatihan tentang pemadam
kebakaran
- Adanya SOP cara pengoperasian pada tabung
pemadam
- Pastikan listrik/api telah padam sebelum
meniggalkan laboratorium
- Usahakan bak kamar mandi selalu penuh
Bagaimana cara pelaksanaan pemadaman?
- Selalu siap mental dan jangan panik
- Perhatikan arah angin (dengan melihat lidah
api)
- Membelakangi arah angin menghindar dari sisi
lain
- Semprotkan/arahkan pada sumber api
- Harus tahu jenis benda yang terbakar
- Usahakan mengatur dan menahan nafas
Sedangkan prosedur emergensi evakuasi
seperti berikut :
- Bunyikan / tekan alarm terdekat
- Keluar lewat pintu terdekat
- Berkumpul ditempat yang berjarak minimal 30
meter dari sumber kebakaran
- Beritahu petugas emergensi mengenai
orang-orang yang ada didalam
- Beritahu petugas emergensi mengenai alasan pengosongan
ruangan
- Jangan masuk kedalam gedung lagi sampai
dijinkan oleh yang berwenang
Nah, itulah sedikit uraian penanganan
kebakaran di dalam laboratorium. Satu hal paling utama yang perlu diperhatikan
adalah ketelitian dan kewaspadaan kita sebagai pengguna laboratorium karena
kecerobohan dan keteledoran tentu saja dapat mengundang segala resiko yang
semua itu bisa saja terjadi. Demi keselamatan individual maupun bersama,
sebelum bekerja didalam laboratorium kimia, terlebih dahulu memperhatikan tata
tertib yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar